Minggu, 11 November 2012

DOWN SYNDROME


Down syndrome dapat terjadi pada segala ras dengan wajah sama secara internasional dan memiliki ciri khas. Down syndrome merupakan penyakit yag disebabkan terjadinya penyatuan kromosom nomor 15 dan 21 (disebut trisomy) sehingga mengalami kelebihan kromosom. Selain itu, lahirnya bayi dengan kelainan down syndrom uga disebabkan usia ibu hamil lebih dari 30 tahun, adanya kelainan kehamilan, dan gangguan hormonal. Beberapa orang lebih mengenal down syndrome sebagai mongolisme. 

Ras maupun wajah penderita down syndrome sama dan disertai dengan keterbelakangan mental. Tingkat kecerdasab penderita down syndrome tidak melebihi kecerdasan anak usia 7 tahun. Apabila penderita down syndrome berbicara, maka menggunakan kalimat – kalimat sederhana. Namun penderita down syndrome penuh minat terhadap musik, selalu berbahagia, dan memiliki perasaan suka berteman (friendly). Ciri – ciri penderita down syndrome, antara lain sebagai berikut :

a.         Wajahnya yang khas dengan ukuran kepala kecil, wajah lebar, tulag pipi tinggi, hidung pesek, jarak antara kedua mata lebih lebar, mata sipit ke arah samping, ada kelainan pada tirai mata (iris), dan lipatan pada kelopak mata.
b.        Bibir dan lidaj lebih tebal serta pertumbuhan ggigi terganggu.
c.         Kulitnya lebih halus jika dibandingkan dengan anak normal dan lipatan leher lebih banyak
d.        Apabila difoto dengan rontgen, ada kelainan dalam tulang jari tengah dan ujung jari, kelingking, lebih pendek, dan sedikit melenhkung ke dalam, jarak antara jati kesatu dengan kedua pada tangan meupun kaki terlihat lebih lebar, serta telapak tangannya keras (cimen crease).
e.         Alat kelaminnya berukuran kecil
f.         Otot – ototnya berukuran lembek
g.        Terdapat kelainan jantung bawaan
h.        Sering batuk dan pilek
i.          Cenderung lebih mudah terkena leukemia
j.          Pertumbuhan semasa bayi tampak baik, tetapi secara berangsur – angsur memburuk setelah dewasa.

Keadaan fisik yang menyerupai down syndrome ini juga terjadi pada bayi yang kekurangan hormon gondok sejak dalam kandungan (hypothyoridism) atau achondroplasia secara turner syndrome. Apabila dilakukan pemeriksaan otak, ukuran otak tampak lebih kecil dari anak normal. Selain itu, pertumbunhannya sangat lamban jka dibandingkan dengan anak sebayanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar