Dick dan Carey memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah proses yang sistematis, dinyatakan sebagai model pendekatan sistem yang mengacu pada sistem pengembangan pembelajaran (Instructional Systems Development/ISD). Jika berbicara masalah desain, maka masuk ke dalam proses, jika menggunakan istilah instructional design (ID) mengacu pada ISD, yaitu mengacu pada tahapan analisis, design, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.
Model pembelajaran Dick dan Carey baik dalam keadaan formal maupun non formal adalah sama yang meliputi pembelajar, pebelajar, materi, dan lingkungan. Semua komponen saling berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui kinerja dari interaksi komponen – komponen tersebut, maka perlu mengembangkan format evaluasi. Jika hasil evaluasi pebelajar kurang baik, maka komponen tersebut direvisi untuk mencapai kriteria efektif dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Komponen model Dick dan Carey dipengaruhi oleh Condition of learning yang berdasarkan asumsi psikologi behavioral, psikologi cognitive, dan konstruktivisme yang diterapkan secara eklektic, sehingga Gagne (Bostock, 1996) menghasilkan tiga proyek utama yaitu 1) instructional events, 2) types of learning outcomes, 3) internal conditions and external conditions. Ketiganya merupakan masukan yang penting dalam memulai kegiatan desain pembelajaran. Perbedaan model pembelajaran Dick dan Carey dengan ahli lain ialah para ahli menyebutkan desain pembelajaran sebagai metode yang sistematis (perencanaan, pengembangan, evaluasi, dan management proses) tetapi bukan pendekatan sistematis. Sedangkan komponen dasar sistem meliputi learners, objectives, methods, dan evaluation yang selanjutnya dikembangkan menjadi 9 (sembilan) rencana desain pembelajaran.
1. Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan
Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian tujuan pembelajaran yang ditemukan dari analisis kebutuhan, yaitu kesulitan-kesulitan pebelajar dalam praktek pembelajaran yang dilakukan oleh para ahli di bidang atau beberapa keperluan untuk pembelajaran yang aktual.
2. Melakukan analisis pembelajaran
Menentukan langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Langkah terakhir dalam proses analisis tujuan pembelajaran adalah menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang disebut sebagai entry behavior (perilaku awal/masukan) yang diperlukan oleh warga belajar untuk memulai pembelajaran.
3. Analisis pebelajar dan lingkungannya
Analisis terhadap pebelajar dan konteks di mana mereka belajar. Sikap dan keterampilan yang lebih disukai pebelajar saat ini, ditentukan berdasarkan karakteristik atau setting pembelajaran dan setting lingkungan tempat keterampilan diterapkan.
4. Merumuskan tujuan khusus
Mencatat pernytaan khusus tentang apa yang pebelajar lakukan setelah menerima pembelajaran, yang didapat dari hasil analisis tujuan pembelajaran dan pernyataan perilaku awal pebelajar. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan yang dipelajari, kondisi pencapaian unjuk kerja, dan kriteria pencapaian unjuk kerja.
5. Mengembangkan instrumen penilaian
Berdasarkan tujuan pembelajaran yang tertulis, mengembangkan produk evaluasi untuk mengukur kemampuan pebelajar melakukan tujuan pembelajaran. Penekanan utama berada pada hubungan perilaku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran untuk apa melakukan penilaian.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran meliputi; kegiatan prapembelajaran (pre-activity), penyajian informasi, praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan (testing), dan mengikuti kegiatan selanjutnya. Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik warga belajar yang menerima pembelajaran. Prinsip-prinsip inilah yang digunakan untuk memilih materi strategi pembelajaran yang interaktif.
7. Mengembangkan materi pembelajaran
Materi pembelajaran meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk warga belajar, transparansi OHP, videotapes, format multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh. Pengembangan materi pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar perancang.
8. Merancang dan mengembangkan eva formatif
Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formative yang dihasilkan adalah instrumen atau angket penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data (uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field evaluation) sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan ajar.
9. Merevisi pembelajaran
Data yang diperoleh dari evaluasi formative dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk memecahkan kesulitan yang dihadapi warga belajar dalam mencapai tujuan. Bukan hanya untuk ini, singkatnya hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi pembelajaran agar lebih efektif.
10. Mengembangkan evaluasi sumatif
Evaluasi sumative ini berada diluar sistem pembelajaran model Dick & Carey, sehingga dalam pengembangan ini tidak digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar