TUGAS MATA KULIAH
ORTOPEDAGOGIK ANAK DENGAN GANGGUAN EMOSI DAN
PERILAKU
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
ortopedagogik tentang
“ Anak Distrakbilitas Dan Perbedannya Dengan
Superfisialitas
Dan Gangguan/Kesulitan Belajar ”
Dosen Pengampu :
Drs. Hermawan, M. Si.
Disusun oleh :
Rizki Dian Puspa (K5112062)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin,
banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
puji hanya untuk Allah SWT. Seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “ Anak
Distrakbilitas Dan Perbedannya Dengan Superfisialitas Dan Gangguan/Kesulitan
Belajar ” untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ortopedagogik Anak Dengan Gangguan Emosi Dan Perilaku.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis
memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada : Bapak Drs. Hermawan, M.Si. sebagai dosen pembimbing, dan
kedua orang tua serta segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan,
kasih sayang, dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini
berawal. Semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada
langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini
bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Surakarta, 3 Juni 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
....................................................................................................... 1
KATA
PENGANTAR
.................................................................................................... 2
DAFTAR
ISI
.................................................................................................................. 3
BAB
I
PENDAHULUAN
........................................................................................... 4
A. Latar
Belakang
................................................................................................ 4
BAB
III PERMASALAHAN DAN
TUJUAN .............................................................. 5
A. Rumusan
Masalah
............................................................................................ 5
B. Tujuan
............................................................................................................. 5
BAB
III PEMBAHASAN
................................................................................................ 6
A. Pengertian
Distraktibilitas
.................................................................................. 6
B. Karakteristik
Anak Distraktibilitas
.................................................................... 6
C. Macam
dan Strategi Gaya Belajar Distraktibilitas
............................................. 6
D. Penyebab
Distraktibilitas .................................................................................. 7
E. Pengendalin
Distraktibilitas
................................................................................ 7
F.
Perbedaan Distraktibilitas Dengan Superfisialitas dan
Gangguan Belajar ............. 8
BAB IV PENUTUP
......................................................................................................... 9
A.
Kesimpulan
....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
..................................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Penyandang tunalaras adalah anak yang secra kronis,
dan mencolok berinteraksi dengan lingkungannya dengan cara yang secara sosial
tidak dapat diterima atau secara pribadi tidak menyenangkan , tetapi masih
dapat diajar untuk bersikap yang secara sosial dapat diterima dan secara
pribadi menyenangkan (Kauffman, 1977).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diketahui
bahwa anak tunalaras memiliki karakteristik berperilaku menyimpang dari norma
yang berlaku, sehingga cenderung merugikan pihak lain baik orang lain maupun
lingkungan.
Jika diuraikan secara lengkap, anak tunalaras
memiliki banyak karakteristik yang dapat diamati. Namun, terdapat tiga
karakteristik yang saling terkait dan banyak dijumpai pada anak – anak
tunalaras, yaitu hiperaktifitas, distratibilitas, dan impulsifitas.
Secara umum, orang tua maupun guru lebih mengenal
hiperaktifitas dan impulsifitas, namun belum mengetahui apa itu
distraktibilitas. Ada juga yang berpendapat bahwa distraktibilitas sama dengan
kesulitan belajar. Padahal hal tersebut tidak tepat. Oleh karena itu, penulis
mencoba memaparkan tentang distraktibilitas yang mencakup pengertian,
karakteristik, macam dan strategi gaya belajar, penyebab, dan pengendalian
distraktibilitas. Selain itu penulis juga memaparkan perbedaan antara
distraktibilitas dengan gangguan pemusatan perhatian lainnya.
BAB II
PERMASALAHAN DAN TUJUAN
A.
Rumusan
Masalah
1.
Apa itu distraktibilitas?
2.
Seperti apa karakteristik
distraktibilitas itu?
3.
Apa saja macam dan strategi gaya belajar
distraktibilitas?
4.
Apa saja penyebab distraktibilitas itu?
5.
Bagaimana pengendalian distraktibilitas?
6.
Apa perbedaan antara distraktibilitas
dengan gangguan pemusatan perhatian lainnya?
B.
Tujuan
Memberikan referensi lebih mendalam tentang
distraktibilatas bagi mahasiswa Pendidikan Luar Biasa, meliputi pengertian,
karakteristik, macam dan strategi gaya belajar, penyebab, pengendalian
distraktibilitas, dan perbedaan antara distraktibilitas dengan gangguan pemusatan
perhatian lainnya.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Distraktibilitas
Distraktibilitas
adalah sebagai penurunan prestasi setelah disajikan distraktor atau pengganggu
perhatian, definisi lain yaitu kesulitan memusatkan perhatian pada stimulus
yang relevan secara efisien (Kauffman, 1985).
Cruickshank, dkk
(dalam Swerdlik, 1987) mendefinisikan perilaku distraktibilitas sebagai
perilaku anak yang tertarik pada hal – hal atau benda – benda selain materi
pelajaran yang diberikan oleh guru.
Berdasrkan kedua
definisi yang dikemukakan oleh Kauffman dan Cruickshank, dkk, maka dapat
disimpulkan bahwa distraktibilitas merupakan perilaku anak yang mengalami kesulitan memusatkan perhatian
dan lebih tertarik pada suatu hal atau benda selain pelajaran yang disampaikan
oleh guru, sehingga perilaku tersebut sering kali mengakibatkan penurunan
prestasi anak yang bersangkutan.
B.
Karakteristik
Anak Distraktibilitas
Karakteristik
dari anak distraktibilitas yang paling tampak adalah anak sulit memusatkan
perhatian pada apa yang sedang dijelaskan orang lain, misalnya guru ketika
menerangkan pelajaran dan anak cenderung lebbih tertarik dengan hal atau benda
lain selain apa yang sedang dijelaskan.
C.
Macam
dan Strategi Gaya Belajar Distraktibilitas
1. Pada distraktiblilitas visual, konsentrasi visual dialihkan ke benda-benda yang
dilihatnya. Kedua matanya terus menerus menyelidik dan mencari pengalaman
visual yang lebih baru serta lebih baik, Akibatnya anak GPP sering
memperlihatkan kekeliruan khas sewaktu membaca dan cenderung melompati
kata-kata atau bahkan melewati begitu saja kalimatnya.
Strategi gaya belajar
distraktibilitas visual adalah
dengan memanfaatkan pengkodean atau catatan menggunakan pena warna – warni dari
kunci bacaan atau materi pembelajaran untuk membantu daya ingat.
2. Pada distraktibilitas auditoris menyebabkan perhatian anak GPP mudah teralih kepada
suara-suara latar belakang. Strategi gaya belajar
distraktibilitas auditoris adalah dilakukan secara berkelompok
atau individu melalui membaca materi pembelajaran dengan suara keras, atau
menggunakan tape recorder untuk menyimpan informasi yang penting sehingga
informasi tersebut dapat didengarkan kembali.
3. Pada distraktibilitas internal menyebabkan penderita terganggu oleh rangsangan yang
berasal dalam dirinya berupa pikiran, ingatan maupun asosiasinya sendiri.
Terlihat anak GPP sering melamun sehingga tidak memperhatikan pelajaran di
kelas. Strategi
gaya belajar distraktibilitas internal adalah dengan membuat
cacatan berupa poin – poin kunci materi pembelajaran pada sebuah kertas atau
karton yang besar dan mencoba mengingat dengan cara sendiri yang mudah untuk
mengingat, atau dapat juga dilakukan dengan membuat pengetahuan itu nyata,
seperti memegang sesuatu
yang berkaitan dengan apa yang di pelajari, misalnya belajar tentang tumbuhan maka carilah tumbuhan yang
sesuai dengan materi pelajaran tersebut dan lakukan eksperimen.
D.
Penyebab
Distraktibilitas
Terdapat
beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab distaktibilitas, yaitu : faktor
disfungsi otak, gangguan metabolisme, kelainan fisik, dan faktor lingkungan.
Menurut Kauffman
(1985) teori yang paling banyak memiliki bukti adalah bahwa gangguan pemusatan
perhatian (distraktibilitas) sebenarnya merupakan keterlambatan perkembangan,
bukan kecacatan.
Menurut Iqeq (2003), penyebab distratibilitas antara lain
:
1. Faktor
genetik terutama pada anak laki-laki
2. Gangguan pada
masa prenatal dan perinatal
3. Ibu hamil
yang kecanduan alcohol
4. Akibat
trauma kepala
5. Keracunan
timbal, zat pewarna dosis tinggi dalam makanan
6. Tekanan
psikologis seperti tidak mendjapat perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya,
sehingga kebutuhan dasar anak tidak terpenuhi.
7. Faktor
psikososial
E.
Pengendalin
Distraktibilitas
1.
Lingkungan yang terstruktur dan stimulus
yang terkendali
Melalui
berbagai penelitian, Zental akhirnya menyimpulkan bahwa lingkungan yang sangat
stimulative sangat diperlukan jika tugas yang dikerjakan anak relatif mudah dan
merupakan kegiatan rutin. Sebaliknya, jika mengerjakan tugas – tugas komplek
dan baru, lingkungan yang diperlukan adalah lingkungan dengan sedikit
stimulasi.
2.
Modifikasi materi dan strategi
pembelajaran
Modifikasi
materi pembelajaran adalah dengan mengatur ulang isi atau posisi antara gambar,
diagram, tabel, soal atau ilustrasi lainnya dengan penjelasan bacaan sehingga
dapat membantu anak distraktibilitas tersebut dalam memahami materi
pembelajaran tersebut. Sedangkan modifikasi strategi pembelajaran adalah dengan
model pembelajaran terarah (direct intruction) yang ditandai dengan fokus pada
guru, pengarahan dan harapan yang jelas dan eksplisit, serta pemantauan dan
evaluasi dilakukan secara rutin.
3.
Modifikasi tingkah laku
Dilakukan
dengan membiasakan anak untuk melakukan kegiatan yang baik secara rutin.
Apabila anak tersebut dapat melakukan kegiatan dengan baik, maka dapat
diberikan reward yang berupa pujian, penghargaan atau hadiah.
Selain
itu, penanganan anak distraktibilitas dapat juga dilakukan dengan cara :
·
Intervensi, dengan
kesabaran dan didak boleh memaksa anak karena anak cenderung akan memberontak
·
Mengelola
kelas oleh pendidik
·
Mengelola
kontingensi sekolah - rumah, adanya
hubungan kerja sama antara guru dengan orang tua dalam menangani kesulitan
konsentrasi anak
·
Pelatihan
kemampuan social, agar anak mampu berinteraksi denagn lingkungan
sosial
·
Mengurangi
struktur dan stimulus
F. Perbedaan Distraktibilitas Dengan Superfisialitas dan Gangguan
Belajar
1.
Superfisialitas
Anak GPP cenderung dangkal dalam hal minat dan semangatnya.
Anak GPP cenderung dangkal dalam hal minat dan semangatnya.
2.
Adanya
gangguan belajar/kesulitan belajar
Delapan puluh persen anak GPP akan mengalami kesulitan belajar. Hal
itu disebabkan karena gangguan pemusatan perhatian biasanya terdapat
bersama-sama dengan gangguan spesifik lainnya seperti kesulitan membaca,
kesulitan berhitung. Pada umumnya orang dan pendidik menganggap gangguan
pemusatan perhatian menyebabkan kesulitan belajar sehingga dengan terapi
pemusatan perhatian akan meningkatkan prestasi akademis. Penelitian lebih
lanjut membuktikan bahwa dengan pengobatan, pada anak GPP didapatkan adanya
perbaikan perilaku dan kegiatan di sekolah sedangkan kemampuan membaca, mengeja
dan matematika tidak meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa ganggaun perhatian
merupakan gejala yang muncul sebagai
simtom penyerta kesulitan belajar dan bukan merupakan penyebabnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Distraktibilitas merupakan perilaku anak
yang mengalami kesulitan memusatkan perhatian dan lebih tertarik pada suatu hal
atau benda selain pelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga perilaku
tersebut sering kali mengakibatkan penurunan prestasi anak yang bersangkutan.
2.
Karakteristik dari anak distraktibilitas
yang paling tampak adalah anak sulit memusatkan perhatian pada apa yang sedang
dijelaskan orang lain.
3.
Macam dan strategi gaya belajar distrakbilitas, yaitu
: distraktibilitas visual, distraktibilitas auditoris, dan distraktibilitas internal.
Strategi gaya belajar distraktibilitas visual dan
internal sama, yaitu dengan menggunakan catatan atau kode kunci materri
pembelajaran, sedangkan distraktibilitas auditoris menggunakan rekaman (suara) informasi
penting dari materi pembelajaran.
4.
Diatraktibilitas dapat disebabkan dari faktor internal
seperti disfungsi otak, gangguan metabolisme, faktor genetik, dan sebagainya;
dan faktor eksternal seperti lingkungan, keracunan makanan, tekanan psikologis,
dan psikososial.
5.
Distraktibilitas dapat dikendalikan dengan cara : lingkungan yang terstruktur dan stimulus yang
terkendali; modifikasi materi dan strategi pembelajaran; modifikasi tingkah
laku; intervensi; mengelola kelas oleh pendidik; hubungan kontingensi sekolah –
rumah; pelatihan kemampuan sosial; serta mengurangi struktur dan stimulus.
6.
Perbedaan distraktibilitas dengan superfisialitas dan
gangguan belajar adalah jika distraktibilitas
merupakan gangguan pemusatan perhatian yang disebabkan karena perhatian anak mudah teralih dengan suatu hal atau
benda lain selain apa yang diajarkan atau difokuskan, sedangkan superfisialitas adalah gangguan
pemusatan perhatian yang disebabkan oleh
sedikitnya minat atau semangat anak terhadap apa yang diajarkan atau difokuskan.
Lalu, gangguan pemusatan perhatian seperti distraktibillitas merupakan gejala yang muncul sebagai simtom
penyerta kesulitan belajar dan bukan merupakan penyebabnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Sunardi.1995.Ortopedagogik Anak Tunalaras I.Surakarta:Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pendidikan Tenaga Guru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar