Walapun
sejumlah anak yang sangat cerdas secara alamiah bersifat kooperatif dan santai,
beberapa anak cerdas lain bersifat agresif, sulit diatur, dan berkeinginan
kuat.
—Deborah L.Ruf
Pada tahun 1895, Cesare
Lombroso menerbitkan suatu buku yang berjudul The Man of Genius. Argumen
utamanya adalah, “manusia dengan kecerdasan sedang” adalah idaman alam, dan
deviasi ke yang lebih baik atau lebih buruk—baik secara fisik atau
mental—adalah kesalahan alam. Dengan menyebut orang terkenal tertentu sebagai
bukti, Lombroso menulis bahwa “tanda degenerasi dalam diri manusia yang genius”
mencakup tubuh yang kurus, warna kulit yang pucat, rakhitis (yang menyebabkan
kaki pengkor, kaki pincang, atau punggung bungkuk), tubuh yang pendek,
kebotakan, berbicara dengan gagap, kepikunan, kemandulan, dan yang merupakan tanda
pasti dari degenerasi otak, tangan kidal! Pesannya diterima secara luas,
terutama karena Lombroso membantu orang biasa untuk merasa untuk merasa jauh
lebih baik karena menjadi orang yang biasa.
Buku
Lombroso yang tampak otoritatif adalah latar untuk penelitian Terman yang
terkenal pada tahun 1925. Sebelum Terman, beberapa orang mempertanyakan
deskripsi Lombroso tentang “lelaki genius” sebagai orang dengan kekurangan
fisik dan mental. Bahkan sekarang, orang lebih memilih untuk percaya bahwa
superioritas intelektual itu disertai dengan fisik yang lemah dan sering sakit.
Tetapi,
Terman mendapati, biasanya, anak dengan IQ Stanford-Binet di atas 135 (sebagian
besar di atas 140), secara psikologis stabil, lebih dapat bergaul, lebih sesuai
secara fisik, dan bahkan lebih menarik. Dalam pendapat Terman dan Oden :
Rata – rata anggota
kelompok kami adalah sosok yang agk lebih baik secara fisik daripada anak lain
yanng biasa saja... Superioritas dri anak yang sangat cerdas atas anak yang
tidak terpilih lebih besar dalam kemampuan membaca, menggunakan bahasa,
anallisis aritmatika, sains, literatur, dan seni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar