Rehabilitasi merupakan
rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk melakukan aksi pencegahan, peningkatan,
penyembuhan, pemakaian, serta pemulihan kemampuan bagi individu yang
membutuhkan layanan khusus. Kaitannya dengan pelaksanaan pelayanan pendidikan
terhadap individu tersebut, peranan rehabilitasi secara paripurna sangat
diperlukan. Hal tersebut didasarkan atas masalah yang dialami oleh masing –
masing individu. Layanan perlu diberikan secara terpadu dan berkesinambungan.
A. Fungsi
Rehabillitasi
1. Kuratif
Berfungsi
sebagai penyembuhan dari gangguan yang dialami oleh individu yang
membutuhkan layanan khusus, dalam bbidang koordinasi, gerak motorik, komunikasi,
psikososial, dan pendidikan.
2. Rehabilitatif
Berfungsi
senagai pemulihan atau memberi kemampuan pada individu yang mengalami
gangguan koordinasi, gerak motorik, komunikasi,
psikososial, dan pendidikan.
3. Promotif
Berfungsi
sebagai upaya peningkatan kemampuan individu menuju kondisi normal
secara
optimal.
4. Preventif
Memberikan
layanan pencegahan dari kondisi kecacatan, agar tidak terjadi kondisi
yang lebih parah atau lebih berat. Dengan adanya fungsi pencegahan itu diharapkan
individu yang membutuhkan layanan khusus dapat terhindar dari kecacatan yang
lebih
berat.
B. Jenis
– Jenis Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan
upaya layanan yang diberikan kepada individu yang membutuhkan layanan khusus.
Walaupun kecacatan sama, namun tingkat, jenis, serta derajat kecacatannya
berbeda sattu sama lain. Hal tersebut diperlukan langkah – langkah
identifikasi, analisis serta diagnosis secara cermat dan tepat.
Jenis – jenis
rehabilitasi meliputi rehabilitasi medis, pendidikan, sosial, dan advokasional.
Jenis – jenis rehabillitasi tersebut dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri
– sendiri, tetapi merupakan satu – kesatuan yang utuh dalam mengantarkan
individu agar mampu mendiri dan terampil dalam kehidupan masyarakat.
1.
Rehabilitasi Medis
Layanan yang diberikan
kepada individu yang mengalami gangguan – gangguan dalam koordinasi gerak,
komunikasi, sensorik motor, dan penyesuaian sosial. Rehabilitasi medis meliputi
bidang layanan fisioterapi, speech therapy, occupational therapy, ortotik
protestik. Tenaga – tenaga ahli yang menangani bidang tersebut adalah tenaga –
tenaga profesi ahli madya yang dihasilkan oleh Departemen Kesehatan. Masing –
masing tenaga tersebut berperan sebagai tenaga adsministrator, konsultan, dan
manajemen bidang rehabilitasi. Adapun peranan guru pendidikan khusus sebagai
mitra kerja, membantu memberikan latihan – latihan dasar dalam menunjang
pelaksanaan pendidikan, terutama apabila tenaga – tenaga tersebut belum ada di
lingkungan sekolah.
2.
Rehabilitasi Pendidikan
Rehabilitasi pendidikan
adalah layanan yang diberikan kepada individu yang membutuhkan layanan khusus
dalam bidang pendidikan (pra-akademik, yaitu baca, tulis, dan hitung).
Lembaga pendidikan yang
mengelola layanan pendidikan untuk individu yang membutuhkan layanan khusus
sudah termasuk rehabilitasi pendidikan. Lembaga ini umumnya diselenggarakan
oleh swasta dan pemerintah di bawah pembinaan Departemen Pendidikan Nasional.
3.
Rehabilitasi Sosial
Dinas sosial mempunyai
program melaksanakan rehabikitasi di bidang sosial, misalnya layanan
rehabilitasi sosial melalui mobil keliling yang memberikan layanan kepada
masyarakat terutama di pedesaan.
Rehabilitasi sosial
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi, mencegah penurunan kemampuan
bersosialisasi, atau kondisi lebih parah dari kondisi sosial sebelumnya.
4.
Rehabilitasi Berbasis Masyarakat
Rehabillitasi Berbasis
Masyarakat (RBM) adalah layanan rehabilitasi yang memanfaatkan potensi sumber
daya masyarakat. Strategi ini dilaksanakan dengan tujuan agar leyanan
rehabilitasi dapat dilakukan sedini mungkin dan merata bagi seluuh masyarakat
yang memerlukannya.
Tenaga profesional
rehabilitasi keberadaannya belum mencukupi kebutuhan masyarakat secara merata.
Orang yang membutuhkan layanan khusus tidak hanya berada di perkotaan. Di
manapun cenderung kita jumpai mereka yang mengalami gangguan, khususnya anak –
anak yang membutuhkan layanan khusus. Layanan yang dilakukan oleh tenaga
profesional cenderung memerlukan biaya tinggi dan lokasi layanan yang
representatif. Sementara itu, anak – anak yang membutuhkan layanan harus segera
dilayani sejak diketahui adanya gangguan yang dialami mereka.
5.
Rahabilitasi Vokasional
Rehabilitasi vokasional
dimasudkan untuk memberikan layanan khusus dalam bidang vokasional atau
keterampilan. Keterampilan yang ditawarkan kepada mereka sifatnya individu,
sesuai dengan kemampuan yang masih dimilikimya dan disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sekitar individu tersebut.
6.
Rehabilitasi dalam Keluarga
Rehabilitasi dalam
keluarga merupakan model layanan rehabilitasi yang dilakukan oleh orang tua
terhadap anaknya yang mengalami gangguan. Orang tua dimaksud terlebih dahulu dibrikan
latihan bagaimana cara memberikan layanan kepada anaknya atau keluarga yang
membutuhkan layanan khusus. Model latihan yang diberikan sangat spesifik, tidak
sama yang diberikan kader – kader dalam layanan RBM. Mereka harus menguasai
berbagai layanan untuk berbagai jenis gangguan.
Orang tua yang sudah
dilatih oleh tenaga profesional tertentu di lembaga formal, melakukan praktik
layanan terhadap anaknya di bawah bimbingan tenaga profesional. Dengan
demikian, diharapkan para orang tua mampu memberikan layanan di rumah. Secara
berkala diadakan evaluasi bersama dan tindak lanjut layanan yang harus
diberikan.
C. Jenis
dan Peranan terapi dalam Rehabilitasi
1.
Terapi Wicara
Terapi wicara (speech
therapy) adalah upaya penyembuhan yang diberikan kepada individu dengan
gangguan komunikasi secara sistematis dan terprogram. Caranya melalui mekanisme
identifikasi, analisis, diagnosis, dan layanan serta tindak lanjut terhadap
kelainan bahasa, bicara, suara irama, dan kelancaran.
Gangguan bicara yang
sering kita jumpai adalah kesalahan dalam pengucapan fonem, baik dalam posisi
depan, tengah, maupun belakang. Dengan kondisi tersebut terjadilah gangguan
dalam berbicara dalam bentuk kesalahan pengucapan fonem, penghilangan fonem ataupun
penambahan fonem yang diucapkan.
2.
Fifioterapi
Fisioterapi adalah
latihan yang diberikan kepada individu dengan gangguan motorik. Latihan
tersebyt dilakukan secara sistematis, melalui identifikasi, analisis, diagnosis
disertai dengan layanan yang terprogram dan tindak lanjut sebagai upaya encapai
tujuan yang optimal.
Latihan – latihan
motorik yang dimaksud ditujukan pada anak yang terganggu perkembangan motorik
kasarnya (telentang, miring, telungkup, duduk, merangkak, rembatan, berdiri
berjalan, berlari, melompat, dan meloncat).
Adapun jenis fisioterapi meliputi hal –
hal berikut :
a.
Massage atau pijat adalah terapi yang
diberikan melalui pijatan, yang terdiri dari segmen massage, sport massage.
Massage adalah sarana yang paling efektif, praktis, dan ekonomis, tidak
memerlukan alat – alat, cukup dengan talk atau minyak sebagai alat untuk
memperlancar pemijatan.
b.
Siatsu, pada prindipnya hampir sama
dengan massage. Hanya saja dalam siatsu terjadi penekanan – penekanan pada
simpul – simpul tertentu sebagai tekanan rangsangan.
c.
Hidroterapi adalah penyembuhan dengan menggunnakan
tenaga air, air dingin atau air panas sebagai kompres, bisa juga melalui
kegiatan berenang, atau air yang berputar. Di dalam air, tekanan menjadi
berkurang, sehingga gerakan, gerakan, dapat dilakukan lebih lama, atau beban
dapat ditambah sehingga terapi akan lebih efektif.
d.
Termoterapi, penggunaan air panas,
kompres panas, auat dingin guna memberikan stimulasi pada kondisi pembengkakan,
dan mengurangi rasa nyri pada otot.
e.
Elektro terapi, yaitu terapi dengan
mmanfaatkan tenaga listrik : fibrasi, infrared, dan stimulasi elektro. Dalam
hal ini, penggunaan alat – alat tersebut harus diawasi pengawasan ahli, yaitu
fisioterapis atau dokter spesialis rehabilitasi medis.
3.
Terapi Okupasi
Terapi okupasi adalah
terapi yang dilakukan melalui kegiatan atau pekerjaan terhadap anak yang
mengalami gangguan kondisi sensori motor. Kegiatan kehidupan sehari – hari
(Activity Daily Living) ini boasanya disebut ADL. Kegiatan ini diberikan secara
sistematis melallui kegiatan identifikasi, analisis, diagnosis, pelaksanaan
serta tindak lanjut layanan dalam upaya mencapai kesembuhan yang optimal.
Terapi okupasional
dilaksanakan dalam bntuk fungsional okupasional terapi dan supportif
okupasional terapi. Adapun fungsional okupasional terapi adalah memberikan
latihan dengan sasaran fungsi sensori motor, koordinasi, dan aktivitas
kehidupan shari – hari, yaitu keseluruhan kegiatan manusia, mulai dari kegiatan
bangun tidur sampai dengan tidur kembali. Adapun supportif okupasional terapi
adalah latihan – latihan yang diberikan kepada anak dengan gangguan
psikososial, emosi, motivasi, cita – cita , dan kurang percaya diri.
4.
Terapi Musik
Musik sebagai terapi
dijadikan sarana dalam menningkatkan kemampuan bagi anak yang membutuhkan
layanan khusus melalui kegiatan yang sistematis dan terprogram. Terapi musik
meliputi identifikasi, analisis, diagnosis, dan program layanan serta tindak
lanjut sebagai upaya mencapai kesembuhan yang optimal dalam situasi dan kondisi
gembira – ria melalui musik.
Keterampilan bermain
musik bukanlah tujuan mutlak dari kegiatan terapi musik. Namun perubahan
perilaku atau gerakan dan koordinasi secara optimal menuju kondisi normal.
sbagai ilustrasi, seoramng anak yang mengalami gangguan pada koordinasi
motorik, melalui terapi musik dapat dilatih yaitu dengan memukul drum atau
gendang, tambur, triangle, atau menggoyangkan marakas, sehingga gerak lengan
dan tangan bergerak. Gerakan – gerakan tersebut sebagai upaya melatih
koordinasi motorik. Tanpa disadari, anak telah mengikuti latihan dengan situasi
yang riang gembira melalui kegiatan musik.
Latihan pergerakan
organ bicara dapat dilakukan melalui media musik, pengucapan fonem vokal [a],
[o]. [u], [i] disertai dengan pukulan atau tiupan alat – alat musik.
Latihan pernapasan bisa dilakukan dengan
meniup seruling, pianika, atau harmonika terompet dengan irama panjang, pendek
atau variasi panjang-pendek. Dengan demikian, program latihan pengucapan vokal
dan pernapasan dapat dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan. Untuk
latihan berikutnya, tentu akan menjadi kegiatan yang ditunggu – tunggu oleh
anak – anak.
5.
Terapi Permainan
Terapi permainan
merupakan salah satu jenis layanan yang diberikan kepada anak berkebutuhan
khusus melalui kegiatan bermain. Pada dasarnya anak senang bermain. Ada ungkapan
untuk anak adalah belajar sambil bermain. Artinya belajar dengan memanfaatkan
sarana bermain untuk belajar. Memang dunia anak adalah bermain. Hal inilah yang
kita menfaatkan untuk tujuan terapi.
Permainan dapat
dijadikan sarana terapi. Berbagai jenis permainan diidentifikasikan dan dianalisis
sehingga dapat mengubah prilaku atau fungsi yang menyimpang mnjadi lebih baik.
Untuk menentukan jenis
terapi dan sasaran permainan yang tepat, diperlukan langkah – langkah identifikasi
kasus, analisis, dan diagnosis. Dengan demikian, program layanan dan jenis
permainan yang diberikan dapat meningkatkan fungsi atau perilaku secara
optimal. Adapun pelaksanaannya bisa secara individual maupun kelompok sesuai
dengan sasaran dan gangguan yang dialami oleh masing – masing individu.
Model terapi mengacu
kepada terapi fungsional atau supportif. Fungsional musik terapi ditujukan pada
pemullihan fungsi sendi, anggota gerak koordinasi, dan persepsi. Sasaran terapi
ialah fisik dan fungsinya. Supportif terapi musik ditujukan pada penyembuhan
fungsi – fungsi sosial – psikologis, yaitu gangguan sosial, emosi, komunikasi,
motivasi, hiperaktivitas, dan pengembangan pra-akademik serta akademik.
Saat ini musik trapi
telah dikembangkan di beberapa lmbaga pendidikan luar biasa, sebagai bagian
tersendiri dan dikelola oleh guru khusus yang ahli dibidang terapi musik
seperti halnya terapi – terapi yang lainnya.
Dikutip dari buku :
Kosasih, E.2012.Cara Bijak Memahami Anak
Berkebutuhan Khusus.Bandung:Yrama Widya.
Referensi :
Tarmansyah.1985.Terapi Okupasi.Ditjen
Dikdasmen.Jakarta:Depdikbud.
.2003.Rehabillitasi dan Terapi untuk
Individu yang Membutuhkan Layanan Khusus.Bandung:Depdiknas.