Sabtu, 23 Februari 2013

TELEVISI DAN ANAK – ANAK


            Apa saja yang anak – anak pelajari dari televisi? Jawabannya adalah: Banyak sekali!
            Anak – anak menirukan apa yang dilakukan oleh oranng – orang dan tokoh kartun yang mereka lihat di televisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika seorang anak, yangn bahkan baru berusia 12 tahun, menonton adegan oarang dewasa bermain dengan sebuah mainan dan televisi, dengan ukuran kecil dan berlayar hitam – putih sekalipun, dikemudian hari ia akan cenderung memilih mainan yang sama dan memainkannya dengan cara yanng serupa dengan yang ia lihat di televisi tempo dulu. Mereka menirukan apa yang mereka lihat.
            Maka tidak menjadi kejutan ketika seorang anak yang terlalu banyak menonton televisi menjadi seseorang yang lebih agresif dibandingkan dengan anak – anak lainnya. Mereka juga lebih banyak terlibat dalam perkelahian di sekolah. Dan ketika dewasa mereka pun memiliki cacatan kriminal yang lebih serius. Kegiatan menonton televisi pun dikaitkan dengan menurunnya minat baca dan meningkatnya risiko kelebihan berat badan pada masyarakat.
            Sudah jelas bahwa tujuan acara di televisi adalah untuk menjual barang – barang. Televisi membuat kita menginginkan barang yang tidak kita miliki, dan hal itu membuat kita tidak bahagia.
            Televisi memang dapat menjadi sumber hiburan yang sangat menyenangkan. Namun begitu, kami menyarankan agar Anda menonton televisi dengan hati – hati, terutama ketika Anda melakukannya dengan anak Anda.
v  Batasi waktu menonton televisi. Akademi Pediatrik Amerika (American Academy of Pediatric – AAP) merekomendasikan agar bayi dan anak berusia kuranng dari 2 tahun tidak menonton televisi. Jika hal ini sulit bagi Anda, maka batasi waktu menonton hanya 1 jam setiap harinya. Para bayi dan balita membutuhkan interaksi dengan orang dewasa dan anak – anak lainnya agar dapat belajar bahasa dan membangun kemampuan sosial mereka. Adanya peraturan yanng jelas dan tegas akan sangat memudahkan Anda. Sebagai contoh: “Peraturan di rumah ini adalah tidak menonton televisi sebelum makan siang.”
v  Jangan gunakan televisi sebagai pengasuh bayi atau “obat penenang bayi”. Bila Anda sedang sibuk memasak, jangan taruh bayi Anda di dalam ayunan dan meletakkannya di depan televisi. Akan lebih baik bila Anda menaruh ayunan tersebut di tempat di mana ia dapat melihat Anda memasak dan bercakap – cakap dengan Anda.
v  Batasi jenis program televisi yang boleh ditonton. Sebagai contoh, tidak menonton acara yang berisi adegan yang mengajari anak Anda kekerasan atau perilaku yang tidak menghormati orang lain. Khususnya, hindari tontonan tokoh pahlawan yang melakukan tindak kekerasan, karena anak – anak paling sering menirukan perilaku tokoh pahlawan mereka.
v  Dampingi anak Anda ketika menonton televisi, dan diskusikan apa yang Anda tonton bersama. Jelaskan kepada anak Anda mana yang nyata dan mana yang dibuat – buat, bagaimana efek khusus dilakukan, dan perilaku yang benar dan yang salah dari orang – orang di televisi.
v  Dampingi anak Anda ketika melihat iklan. Jelaskan bahwa iklan bertujuan agar para penonton membelanjakan uangnya untuk mainan dan makanan yang terdapat di televisi memang dibuat lebih menarik daripada yang sebenarnya. Beberapa keluarga mempunyai peraturan sederhana yang dapat menghindari perdebatan antara orang tua dan anak, yaitu “Kita tidak akan membeli barang yang diiklankan di televisi.”

Anak Anda tidak akan terluka bila Anda memutuskan untuk membuang televisi Anda. Tetapi sebenarnya Anda tidak perlu bertindak seekstrim itu, selama Anda mampu membuat peraturan penggunaan televisi dengan bijak.


Sumber : Buku Pintar Perawatan Bayi dan Anak Usia Emas, karya Iskarima Ratih, S.Psi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar