Apa saja yang anak – anak pelajari dari televisi?
Jawabannya adalah: Banyak sekali!
Anak – anak menirukan apa yang dilakukan oleh oranng –
orang dan tokoh kartun yang mereka lihat di televisi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ketika seorang anak, yangn bahkan baru berusia 12 tahun,
menonton adegan oarang dewasa bermain dengan sebuah mainan dan televisi, dengan
ukuran kecil dan berlayar hitam – putih sekalipun, dikemudian hari ia akan
cenderung memilih mainan yang sama dan memainkannya dengan cara yanng serupa
dengan yang ia lihat di televisi tempo dulu. Mereka menirukan apa yang mereka
lihat.
Maka tidak menjadi kejutan ketika seorang anak yang
terlalu banyak menonton televisi menjadi seseorang yang lebih agresif
dibandingkan dengan anak – anak lainnya. Mereka juga lebih banyak terlibat
dalam perkelahian di sekolah. Dan ketika dewasa mereka pun memiliki cacatan
kriminal yang lebih serius. Kegiatan menonton televisi pun dikaitkan dengan
menurunnya minat baca dan meningkatnya risiko kelebihan berat badan pada
masyarakat.
Sudah jelas bahwa tujuan acara di televisi adalah untuk
menjual barang – barang. Televisi membuat kita menginginkan barang yang tidak
kita miliki, dan hal itu membuat kita tidak bahagia.
Televisi memang dapat menjadi sumber hiburan yang sangat
menyenangkan. Namun begitu, kami menyarankan agar Anda menonton televisi dengan
hati – hati, terutama ketika Anda melakukannya dengan anak Anda.
v Batasi waktu menonton televisi.
Akademi Pediatrik Amerika (American
Academy of Pediatric – AAP) merekomendasikan agar bayi dan anak berusia
kuranng dari 2 tahun tidak menonton televisi. Jika hal ini sulit bagi Anda,
maka batasi waktu menonton hanya 1 jam setiap harinya. Para bayi dan balita
membutuhkan interaksi dengan orang dewasa dan anak – anak lainnya agar dapat
belajar bahasa dan membangun kemampuan sosial mereka. Adanya peraturan yanng
jelas dan tegas akan sangat memudahkan Anda. Sebagai contoh: “Peraturan di
rumah ini adalah tidak menonton televisi sebelum makan siang.”
v Jangan gunakan televisi sebagai
pengasuh bayi atau “obat penenang bayi”. Bila Anda sedang sibuk
memasak, jangan taruh bayi Anda di dalam ayunan dan meletakkannya di depan
televisi. Akan lebih baik bila Anda menaruh ayunan tersebut di tempat di mana
ia dapat melihat Anda memasak dan bercakap – cakap dengan Anda.
v Batasi jenis program televisi yang
boleh ditonton. Sebagai contoh, tidak menonton acara
yang berisi adegan yang mengajari anak Anda kekerasan atau perilaku yang tidak
menghormati orang lain. Khususnya, hindari tontonan tokoh pahlawan yang
melakukan tindak kekerasan, karena anak – anak paling sering menirukan perilaku
tokoh pahlawan mereka.
v Dampingi anak Anda ketika menonton
televisi, dan diskusikan apa yang Anda tonton bersama. Jelaskan
kepada anak Anda mana yang nyata dan mana yang dibuat – buat, bagaimana efek
khusus dilakukan, dan perilaku yang benar dan yang salah dari orang – orang di
televisi.
v Dampingi anak Anda ketika melihat
iklan. Jelaskan bahwa iklan bertujuan agar para penonton
membelanjakan uangnya untuk mainan dan makanan yang terdapat di televisi memang
dibuat lebih menarik daripada yang sebenarnya. Beberapa keluarga mempunyai
peraturan sederhana yang dapat menghindari perdebatan antara orang tua dan
anak, yaitu “Kita tidak akan membeli barang yang diiklankan di televisi.”
Anak Anda tidak akan
terluka bila Anda memutuskan untuk membuang televisi Anda. Tetapi sebenarnya
Anda tidak perlu bertindak seekstrim itu, selama Anda mampu membuat peraturan
penggunaan televisi dengan bijak.
Sumber : Buku Pintar
Perawatan Bayi dan Anak Usia Emas, karya Iskarima Ratih, S.Psi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar